Skip to main content

Bolehkah Hukum Aqiqah Mentah atau di Masak ?

Membagikan daging aqiqah dengan dimasak dulu, kemudian ditambah dengan nasi seperti sebuah perhelatan atau walimahan biasa, itu tidak berdasarkan dari contoh Nabi Muhammad Saw. 

Adapun urusan aqiqah ini adalah urusan ubudiyyah dimana pikiran serta perasaan tidak boleh ikut campur untuk mengaturnya. Aqiqah tidak diperkenankan ditukar dengan beras sekalipun pada saa itu beras lebih diperlukan, atau ditukar dengan pakaian meskipun harganya mahal, atau dibagikan uangnya seharga kambing atau domba yang akan dijadikan aqiqah, walaupun dengan alasan lebih bermanfaat menurut pikiran dan perasaan kita.

Soal-soal taabbudi kita wajib melakukan segala sesuatunya sesuai dengan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Dalam riwayat yang sohih, Siti Aisyah r.a menerangkan "Sesungguhnya Rasulullah Saw memerintahkan mereka beraqiqah buat anak laki-laki dua ekor kambing (atau domba) yang sama dan buat anak perempuan satu ekor kambing (atau domba)," (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi)
Dalam lain Rasulullah Saw, bersabda "Disembelih aqiqah buat anak-anak itu pada hari yang ketujuh," (Riwayat Ibnu Majah)
Dalam kitab Al Muhadzdzab disebutkan bahwa aqiqah itu disedekahkan setelah dimasak. masakannya mesti banyak gula agar anaknya menjadi manis.

keterangan diatas bukan dari quran bukan pula dari hadits nabi. Yang dijadikan dasar bagi ketetapan tersebut ialah riwayat Aisyah yang menerangkan "(Aqiqah) itu dimasak sepenggal-sepenggal (Juduulan), dan tidak dipecahkan baginya tulang."

Juduulan adalah jamak dari kata jidlun, artinya "anggota". Bila kita teliti keterangan Aisyah ini, maka aqiqah itu mesti dipotong dengan cara seanggota-anggota tubuhnya, tidak boleh direcah sehingga anggota-anggota tubuhnya terpotong-potong, tidak boleh pula tulangnya pecah-pecah atau terpotong-potong.
Dalam Al Muhadzdzab, rawi hadis tersebut tidak diterangkan, tidak pula diterangkan tingkatan sah serta tidaknya. Untuk itu kita dapat membacanya dalam Majmu Syarah Muhadzdzab, yaitu "Adapun hadis Aisyah yang satu lagi dalam hal memasak aqiqah dengan juduulan (berpenggal-penggal) adalah hadis gharib, dan diriwayatkan oleh Al Bahaiqi (bahwa riwayat tersebut) adalah ucapan dari Atha bin Rabah." (8:4283)

Dalam kitab Al Muhalla terdapat hadis seperti diatas, tetapi lafaznya sungguh berlainan, sebab bukan tuthbahu (dimasak), melainkan taqtha'u (dipotong sepenggal-sepenggal). 

"Dipotong-potong juduulan (sepenggal-penggal) dan tidak dipecahkan satu tulang pun." Riwayat ini adalah dari Al Hakim. ternyata riwayat ini bertentangan, sebab sungguh jauh pengertian "memasak" dengan "memotong". Kemudian ternyata pula ucapan itu bukan sabda Nabi saw yang dapat dijadikan hujjah.

Adapun dalam keterangan yang diberikan Atha dikatakan dipotong aaraban, seanggota-anggota, dan dihadiahkan kepada tetangga-tetangga serta kawan-kawan, dan tidak sedikitpun dari padanya disedekahkan. (Wa laa yatashaddaqu minhaa bi syain), jelaslah bukan keterangan dari Nabi. tambahannya pun satu sama yang lainnya bertentangan. 

Dalam riwayat Aisyah diterangkan "Ia makan, memberi makan dan bersedekah". Sedangkan dalam riwayat Atha dinyatakan "Sama sekali tidak disedekahkan".

Oleh karena itu keterangan-keterangan di atas tidak dapat dijadikan alasan. Sedangkan perihal menyedekahkan aqiqah dengan dagingnya yang masih mentah lebih ringan daripada dimasak. 

Sekiranya Islam dalam hal ini memperbolehkan dua cara tersebut memasak dan mentah, maka Rasulullah Saw senantiasa memilih asyaruhum yang teringan dari dua perkara yang dapat dipilih.

Ternyata disini tidak ada keterangan yang kuat agar aqiqah dimasak dahulu. bahkan ada keterangan yang menegaskan bahwa aqiqah itu adalah nusuk sebagaimana halnya kurban.

Dalam hal ini sudah jelas bahwa Rasulullah Saw membagikan nusuk (ibadah dengan cara menyembelih seperti kurban) itu, sebagaimana sabdanya "Man syaa'a iqtatha'a". siapa yang mau, boleh memotongnya sendiri.

Sabdanya lagi, "Barang siapa yang dilahirkan baginya seoarang anak, dan mau melakukan nusuk, maka lakukanlah untuk anak laki-laki dua ekor kambing (atau domba) dan untuk anak perempuan satu ekor kambing (atau domba)." (Riwayat Abud dawud dan An Nasa'i Misykat : 363) 

Diambil dari buku Hukum Qurban, Aqiqah dan Sembelihan. Karangan K.H. E Abdurrahman

Comments

Popular posts from this blog

Inilah Saran Nama Bayi Islami dan Artinya

Inilah Saran Nama Bayi Islami dan Artinya - Berikut ini adalah rangkaian nama bayi laki laki dengan arti nama Islami. Dalam merangkaikan sebuah nama untuk calon anak kami benar-benar tidak mudah dikarenakan butuh pertimbangan di dalam melacak arti nama islam yang baik dikarenakan nama itu sendiri bakal dibawa si Anak hingga tumbuh dewasa. Oleh dikarenakan itu, disini kami sedia kan rangkaian nama bayi islami paling baik yang terdiri dari 3 kata dan 4 kata untuk nama anak islam. Semoga kumpulan nama bayi laki laki islami ini sanggup menambahkan solusi bagi para orang tua sekalian yang masih bingung di dalam melacak rangkaian nama anak laki laki islam. Nama untuk bayi Laki atau Perempuan yang baik ... Dari daftar nama untuk bayi laki laki islam yang kami bagikan kali ini, kalau Ayah dan Bunda kurang suka dengan nama aku buat, Anda sanggup memengaruhi nama depan, nama tengah, maupun nama belakang anak laki laki islami. Semoga si anak sanggup bermanfaat bagi seluruh orang. 1. Aulian

Inilah Saran Nama Bayi Islami dan Artinya Bagian 2

Nama Bayi Laki Laki Modern - Pada kesempatan kali ini kami mempunyai sejumlah Nama Bayi Laki Laki yang diambil dari beberapa bahasa. Dalam memberikan nama bayi sebaiknya kita tidak asal-asalan karena nama yang diberikan kepada calon anak kita akan menjadi doa dan dibawa hingga ia tumbuh dewasa. Semoga bersama membaca artikel yang berisi Nama Bayi Laki Laki Modern ini para orang tua sanggup memilih nama bayi yang tepat bagi calon buah hati kita. Nama Bayi Laki-Laki sudah kami susun berjumlah sekitar 101 nama. Harapannya dari daftar sanggup memberikan referensi bagi Anda untuk memilih nama bayi yang cocok bersama mengisi hati Anda sekalian. Memang memilih suatu hal yang akan berdampak jangka panjang tidak lah mudah. Hal tersebut membutuhkan pertimbangan yang matang. Nama bayi laki laki modern Konsultasi dan komunikasi antara suami dan istri mutlak diperlukan. Karena sanggup saja tiap-tiap membawa selera yang tidak sama berkenaan sebuah nama bayi yang bagus. Nama bayi laki

Hewan Untuk di Aqiqah

Hewan Untuk di Aqiqah Para ulama tak mirip pendapat dalam memilih persyaratan kambing aqiqah lebih-lebih dalam faktor usia kambing. Ada yang berpendapat harus 2 (dua) thn, tersedia pun yang berpendapat 1 (satu) thn untuk domba. Kambingnya harus sehat, tidak boleh cacat yakni tidak buta, tidak hilang beberapa gede tanduk atau kupingnya, tidak ompong seluruh gigi depannya dll. Tetapi tersedia pula beberapa ulama yang membolehkan dengan kambing apa saja mengingat tidak tersedia dalil spesifik perihal persyaratan untuk kambing aqiqah, adapun persyaratan tadi diatas ialah kias berasal dari persyaratan kambing qurban. Namun tetap yang paling afdol pastinya yang udah mencukupi persyaratan diatas. Menurut para ulama diperbolehkan beraqiqah dengan kambing betina, dikarenakan dalam persayaratan kambing untuk Aqiqah tidak ditentukan satupun info yang melarangnya, tetapi yang lebih afdol adalah dgn kambing jantan. Berapa usia kambing untuk aqiqah? supaya mencukupi syarat aqiqah atau qurb