Banyak sudut pandang yang menjadikan anak begitu mutlak di dalam kehidupan seseorang. Ketidak-hadiran sosok buah hati, tidak jarang mengakibatkan hilangnya makna kebahagiaan di dalam hidup.
Sehingga segala ungkapan rasa senang tiada sampai disematkan pada waktu sosok mungil nan lucu terlahir di hadapan.
Anak adalah anugerah, anak adalah harta tiada tara, anak adalah belahan jiwa dan lain sebagainya. Begitulah para orang tua menilai kehadiran anak yang berujung pada kesadaran untuk mensyukurinya. Namun, Islam tidak berharap kebahagiaan itu menjadikannya lupa bakal makna lain berasal dari kehadiran anak sampai selanjutnya kebahagiaan berikut beralih menjadi petaka kerena kurangnya kesadaran untuk menyaksikan anak berasal dari sudut pandang yang lain. untuk itu, mari sama-sama kita cermati apa saja kedudukan anak bagi orang tuanya:
a. Anak sebagai Rahmat. Allah SWT berfirman : "...dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu Rahmat berasal dari segi Kami" (QS. Al-Anbiya :84)
b. Anak sebagai Amanah. Rasulullah SAW bersabda " ... Suami sebagai pimpinan didlm rumah tangganya dan dia bertanggung jawab di dalam rumah tangganya..." (HR. Bukhori Muslim).
c. Anak sebagai Ujian. Allah SWT berfirman : "Dan ketahuilah, harta-hartamu dan anak-anakmu itu adalah sbg ujian (fitnah)" (QS. Al Anfal :28)
d. Anak sebagai Media Beramal. Rasulullah SAW bersabda : " Apabila orang tua berikan nafkah pada keluarganya dan ia menginginkan pahala karenanya, maka nafkah itu menjadi sedekah baginya" (HR. Bukhori Muslim)
e. Anak sebagai Amal Jariyah. Nabi SAW bersabda : "Apabila manusia mati, maka putuslah semua amalnya terkecuali 3 perkara : sedekah jariyah, pengetahuan yg bermanfaat, dan anak yg sholeh yg mendoakan orang tuanya" (HR. Bukhori Muslim)
Berikut ini lebih dari satu perihal seputar Aqiqah :
a. Do'a untuk bayi baru lahir
Abu Musa berkata; "Aku pernah memliki seorang anak yang baru lahir, lantas aku serahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya (mengunyahkan kurma lantas menyuapkan ke mulut bayi) bersama dengan kurma, setelah itu beliau mendo'akannya bersama dengan keberkahan, lantas beliau mengembalikannya kepadaku." ( Hr Bukhary )
Berdasarkan hadits di atas, disebutkan bahwa Nabi menyampaikan do'a keberkahan untuk sang bayi tanpa menyatakan redaksi khusus. Dengan demikian, redaksi do'a untuk sang bayi baru lahir diserahkan semuanya kepada kita sesuai bersama dengan kemampuan dan bahasa masing-masing. Dan tidak ada salahnya kita kenakan tidak benar satu redaksi do'a untuk bayi baru lahir sebagaimana berikut :
أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَاَّمةٍ
Aku berlindung untuk anak ini bersama dengan kalimat Allah Yang Sempurna berasal dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang sanggup mempunyai akibat buruk bagi apa yang dilihatnya.
( al-Muntaqa min Fatawa Syaikh Shalih Fauzan )
B. Pengertian 'Aqiqah
Menurut bahasa, “Aqiqah" artinya memotong. Karena di dalam aqiqah ada pemotongan hewan.
Untuk itu, berdasarkan tinjauan bahasa, aqiqah seyogyanya indentik bersama dengan pemotongan atau penyembelihan hewan.
Sebagian yang lain menyatakan bahwa 'aqiqah itu makna asalnya adalah Rambut yang terkandung pada kepala si bayi saat ia keluar berasal dari rahim ibu.
Karenanya tidak benar satu prosesi aqiqah adalah mencukur rambut bayi.
Dengan demikian, sanggup diartikan bahwa pengertian Aqiqah adalah :
Sembelihan Kambing (Domba) bersama dengan niat mendekatkan diri kepada Allah,sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang tiada tara bersama dengan lahirnya buah hati tercinta, meliputi pemotongan domba bersama dengan mutu terbaik cocok kemampuan, berikan nama bayi, mencukur rambut bayi, serta bersedekah bersama dengan emas/perak seberat rambut bayi tersebut.
C. Hukum Aqiqah
Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum aqiqah adalah Sunnah Muakkadah (Sunnah yang Utama). Sehingga para orang tua terlalu direkomendasikan menunaikannya.
D. Hikmah Aqiqah
Syaikh Abdullah nashih Ulwan menyatakan lebih dari satu hikmah aqiqah sebagaimana berikut:
a. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW
b. Terlindung berasal dari gangguan syaitan.
c. Tebusan' yang berfungsi syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan.
d. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala bersama dengan lahirnya sang anak.
e. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira di dalam melakukan syari'at Islam & pertambahan keturunan mukmin yang bakal memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
f. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara masyarakat.
Dan masih banyak ulang hikmah yang terkandung di dalam pelaksanaan Syariat Aqiqah ini
E. Prosesi Ibadah Aqiqah
1.Hewan Aqiqah
a. Jumlah Hewan Aqiqah
Khusus tentang 'aqiqah, jenis hewan yang dipergunakan sebagai sembelihan hanya berupa kambing ( domba ), baik jantan atau betina, bersama dengan ketentuan tidak serupa bagi bayi laki-laki dan perempuan sebagaimana dijelaskan di dalam riwayat berikut ini :
Dari Ummu Kurz AI-Ka'biyah, Rasulullah SAW bersabda,: "untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menyusahkanmu baik kambing jantan maupun betina". ( HR. Ahmad dan Tirmidzi ).
b. Waktu Penyembelihan Hewan Aqiqah
Berdasarkan pada sejumlah riwayat yang shahih, waktu penyembelihan hewan aqiqah adalah hari ketujuh berasal dari kelahirannya. Dengan demikianlah ibadah penyembelihan aqiqah menjadi gugur terkecuali udah lewat hari ketujuh tersebut. Rasulullah saw. bersabda :
Dari Samurah bin Jundab dia bicara : Rasulullah Shallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Semua anak bayi tergadaikan bersama dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya." [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad]
Berikut doa menyembelih hewan :
- Do'a sebelum menyembelih : بِسْمِ اللَّهِ , اللَّهُ أَكْبَر
- Do'a setelah menyembelih :
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّد
Artinya :
Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) berasal dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta berasal dari ummat Muhammad." (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)
c. Distribusi Daging Hewan Aqiqah
Daging hewan aqiqah sanggup didistribusikan bersama dengan cara mentahnya atau dimasak lebih-lebih dahulu.
Sasaran pendistribusian lebih-lebih kepada Fakir Miskin. Meskipun demikian, keluarga sanggup mencicipi bersama dengan kuantitas sekedarnya.
2. Memberi Nama Anak
Nama merupakan media untuk menyimpan harapan ( do'a ) berasal dari orang tua pada anaknya kelak di lantas hari. Dengan demikian, berilah nama anak yang sebaik-baiknya merujuk pada nama orang-orang yang shaleh seperti para Nabi, teman baik dan para shalihin lainnya.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda : kewajiban orang tua pada anak adalah memberinya nama yang baik dan medidiknya supaya berakhlak mulia ( HR. Baihaqi )
3. Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang terlalu baik untuk dijalankan saat anak yang baru lahir pada hari ketujuh. Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, "Setiap anak terikat bersama dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur". (HR. at-Tirmidzi).
Pencukuran berikut wajib dijalankan bersama dengan rata, tidak boleh hanya mencukur lebih dari satu kepala dan lebih dari satu yang lain dibiarkan.
4. Bersedekah bersama dengan Emas atau perak seberat rambut bayi
Dalam kitab al-Muwaththâ', Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lantas beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut.
Dari Fatimah binti Muhammad saat melahirkan Hasan, dia bicara : Rasulullah bersabda : "Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah bersama dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya." [HR Ahmad, Thabrani, dan al-Baihaqi]
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kepercayaanya kepada kami.